Faktual.id
KOMUNIKASI POLITIK RAGAM INFO

Pakar Evaluasi Sepekan PPKM Darurat: Belum Berhasil, Testing Tak Memadai

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyebut pelaksanaan PPKM Darurat selama sepekan masih belum berhasil mengatasi pandemi virus Corona (COVID-19). Dicky menyampaikan beberapa perkembangan data pertumbuhan kasus Corona hingga jumlah testing selama PPKM darurat.

Hal pertama yang menjadi perhatiannya adalah pertumbuhan kasus Corona. Selama sepekan ini, pertumbuhan kasus Corona di Indonesia masih meningkat.

“Growth rate atau pertumbuhan kasus itu 3 Juli dari 38,3% meningkat 9 Juli menjadi 45,4%. Kemudian angka reproduksi dari 3 Juli 1,37 pada 9 Juli menjadi 1,4. Meningkat, artinya belum berhasil sebetulnya untuk melihat evaluasi, melihat keberhasilan intervensi 2 ini,” ujar Dicky saat dihubungi, Sabtu (10/7/2021).

“Kemudian data lain, kematian meningkat per satu juta dari, 3 Juli, 219 kematian per 1 juta dikaitkan dengan COVID, meningkat dengan 236 kematian per satu juta penduduk. Jadi ada peningkatan,” katanya.Selain itu, data kematian pun menunjukkan peningkatan. Hitungan data kematian adalah per satu juta penduduk.

Soal testing, Dicky melihat adanya upaya dari pemerintah untuk menaikkan tes per 100 orang. Namun, disebutnya hal itu belum bermakna.

“Tapi ini belum lah memadai. Jauh dari memadai karena kaitan dengan tes ini dilihat dari positivity rate nya. Positivity rate kita 3 Juli 24,1% dan per 9 Juli 26,6%,” katanya.”Dari skala penduduk pada tiga Juli tes kita dilakukan per 1000 orang, dilakukan 49,8 per 1000 orang. Sedangkan pada 9 Juli itu dilakukan 52 tes per 1000 orang. Ada sedikit peningkatan,” kata Dicky.

“Menandakan ini belum memadainya tes belum bisa menjangkau dan menemukan kasus-kasus infeksi,” katanya.

Kemudian saat ini, kata Dicky, pemerintah sedikit lebih mudah mendeteksi kasus positif dibanding pada awal PPKM Darurat. “Dalam setiap menemukan suatu kasus konfirmasi positif pada 3 Juli itu perlu 4,1 tes. Pada 9 Juli itu menurun hanya perlu 3,8 tes untuk menemukan suatu kasus infeksi,” katanya.

Selanjutnya dia menyebut ada peningkatan vaksinasi Corona. Saat ini ada 18,5 orang sudah divaksin dari 1000 orang Indonesia.

“Kabar baliknya, bawa untuk vaksin per 1000 orang ini ada peningkatan dari pada tanggal 3 Juli 16,6 orang sudah divaksin per 1000 orang, yang menjadi, 9 Juli 18,5 orang sudah divaksin per 1000 orang,” jelas Dicky.

“Saat ini setidaknya 13% orang Indonesia sudah menerima suatu vaksin dari sebelumnya,” ujarnya.

Dicky menyatakan pembatasan mobilitas perlu diperkuat. 100 persen pekerja bekerja dari rumah atau work from home pada sektor non-esensial dan non-kritikal, belum maksimal mempengaruhi penurunan kasus.

“Ini harus diperbaiki diperkuat untuk mencegah potensi ledakan besar di akhir Juli,” imbuh Dicky.

“Makanya 3T harus belum-belum ditingkatkan. 500.000 itu per hari minimal, kalau melihat ini kita harus lebih dari 500.000 dan secara merata. Saya lihat daerah ini belum semuanya memiliki komitmen itu dan selain 3 T visitasi kunjungan rumah menjadi sangat penting untuk menemukan infeksi di rumah-rumah,” ucapnya.

Related posts

Negara Tetangga RI Laporkan Kasus Pertama COVID-19 Varian XE

Tim Kontributor

Ancaman Peringatan BMKG Tentang Sesar Sumatera Nyata Adanya

Tim Kontributor

Identitas 3 Kru Pesawat Rimbun Air yang Hilang Kontak di Intan Jaya

Tim Kontributor

Leave a Comment