Faktual.id
Bisnis EKONOMI KOMUNIKASI

Membandingkan Bayar Tol Tanpa Setop Vs e-Toll, Mending Mana?

Indonesia tidak lama lagi akan menerapkan bayar tol tanpa setop dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Saat ini PT Jasa Marga (Persero) Tbk sedang melakukan uji coba di beberapa ruasnya. detikcom sendiri telah menjajal kecanggihan bayar tol tanpa setop itu.

Ketua Chapter Velozity De Bogor’S, Vina Sastaviyana mengatakan beberapa kelebihannya yakni tidak perlu banyak kartu seperti e-money yang kemungkinan bisa hilang atau tertinggal. Pengendara juga tak perlu khawatir lagi struk pembayaran akan hilang, karena semuanya bisa terlihat di histori transaksi yang ada di aplikasi handphone (HP).

“Kita wira-wiri di jalan nggak harus buka pintu kaca, lebih enak lah ya jadi mengurangi untuk pertumbuhan COVID juga karena kan kita kalau pakai e-toll kan nge-tap. Terus transaksi tol semua bisa dilihat di HP kita sendiri,” kata Vina kepada detikcom, Selasa (23/3/2021).

“Bisa 1 menit (bedanya) karena kalau pakai e-money kita berhenti ngeluarin tangan, nge-tap. Tapi kalau pakai Flo kita jalan dengan kecepatan yang ditentukan 20 kilometer/jam langsung kebuka palangnya,” kata Fannyansyah.Ketua Velozity Chapter Jakarta, Fannyansyah mengatakan bayar tol tanpa setop bisa memangkas sedikit waktu dibanding menggunakan e-money. Pasalnya, pengguna tidak perlu buka kaca atau pintu yang pelaksanaannya butuh waktu.

Namun kelemahannya, stiker yang berteknologi RFID untuk bayar tol tanpa setop itu dinilai rawan rusak karena dipasangnya di luar mobil. Penggunaan aplikasi Let It Flo-nya juga tidak bisa diatur on atau off, sehingga siapa saja yang meminjam mobil bisa menggunakan saldonya.

“Minusnya tidak ada on/off. Jadi ketika mobil dipakai saudara atau siapa itu pasti akan bisa digunakan selama dia melewati gerbang Flo itu. Jadi belum ada on/off-nya dari pihaknya,” ucapnya.

Kelemahan bayar tol tanpa setop lainnya yakni kemungkinan adanya error pada sensor sehingga pintu tol tidak terbuka. Oleh karena itu, pengendara disarankan memiliki kecepatan maksimal cukup 20-30 meter per jam saja saat melewati gerbang tol.

“Rp 100 ribu saja sudah oke sih menurut saya sudah standar. Syukur-syukur bisa di bawah Rp 100 ribu ya, maksudnya maksimal sudah Rp 100 ribu, mau di atas itu orang juga nggak akan mau karena kan lihat minusnya juga,” katanya.Fannyansyah mengakui bayar tol tanpa setop ini lebih efektif ketimbang e-money. Namun belum maksimal karena dari sisi harga belum diketahui, dia menyarankan stiker berteknologi RFID itu tidak lebih dari Rp 100 ribu agar pengendara mau berpindah dari e-money.

sumber

Related posts

Sorotan Pakar Asing Atas Permainan Kekuasaan Baru Antara Prabowo dan Jokowi

Tim Kontributor

Bawaslu: Penyelenggara di 1.473 TPS Diintimidasi saat Penghitungan Suara

Tim Kontributor

Polri Turun Tangan Usut Video Hoax Jaksa Terima Suap Sidang Habib Rizieq

Tim Kontributor

Leave a Comment