Jakarta – Harus diakui kalau saat ini Twitter jadi salah satu platform social media dengan pengguna aktif yang besar. Melirik data dari Oberlo misalnya, setiap hari ada sekitar 500 juta lebih cuitan yang muncul di Twitter. Bukan tanpa sebab, karena Twitter menghadirkan informasi yang sangat deras melalui cuitan para user-nya.
Bukan cuma itu saja, derasnya laju informasi maupun topik panas yang muncul di Twitter pun seringkali memancing interaksi antar user di Twitter. Sekilas terlihat seru, namun hal tersebut pun sebenarnya harus diwaspadai. Sebab, banyaknya informasi yang muncul di linamasa pengguna akan mengaburkan pandangan kita, mana informasi yang benar dan hoax.
Untuk itu Twitter pun merilis sebuah fitur baru yang bernama Birdwatch. Layanan ini dipakai untuk melakukan cross check akan sebuah informasi yang memiliki basis dari komunitas maupun crowdsources dari para penggunanya.
Juga layanan tersebut bisa dipakai penggunanya untuk melawan cuitan-cuitan toxic yang setiap harinya bisa membebani pikiran kita. Namun meski terdengar sebagai solusi yang apik, Birdwatch masih memasuki masa uji coba dan hanya tersedia di US.
Selain munculnya hoaks akan pandemi Covid-19, ada kemungkinan layanan tersebut dirilis untuk mencegah informasi palsu pada para penggunanya atas kisruh politik yang terjadi di Negeri Paman Sam beberapa waktu lalu. Terlepas dari itu semua, fitur Birdwatch merupakan salah satu solusi yang baik agar para pengguna Twitter bisa menghindari informasi-informasi palsu maupun cuitan toxic.
Penulis : Rian Wahyudi Putra Nteseo, Mahasiswa STISIP WIDURI