Bahagia sudah pasti menjadi keinginan hampir setiap orang. Bahkan kesibukan sehari-hari pun katanya dilakukan untuk mencari bahagia. Lalu, apakah sudah ditemukan? Bahagia itu jadi sebenarnya dicari atau ditunggu?
Katanya, bahagia itu ada karena dicipta, bukan dicari apalagi ditunggu. Beda kan? Semua berawal dari pola pikir yang dibentuk, mau mencari, menunggu atau menciptakan. Gini contohnya, di tengah sibuk bekerja dan tuntutan bos semakin menjadi, ya dibawa enjoy aja. Lakukan apa yang mau kamu lakukan, yang nggak bikin capek, nggak bikin pusing juga. Sesekali serahkan perjalanan kamu ke driver taksi konvensional atau taksi online, lalu tinggal duduk manis. Kemudian, makan makanan yang lagi diinginkan. Pergi ke tempat yang berbeda dari biasanya. Kurangi kebanyakan mikir yang berlebih, kadang egois juga diperlukan sejenak untuk tidak memikirkan orang lain dan pekerjaan. Cukup sebentar.
Kepikiran belum nikah, belum ada yang diajak atau ngajakin nikah? Ya pusing sih emang. Tapi ya memang belum ada, mau gimana? Sambil berusaha mencari dan berdoa, ciptakan aja bahagianya. Selagi belum ada pasangan, sendiri juga bisa bahagia kok.
Penulis: Willy Fahrezi J Tobing, Mahasiswa STISIP WIDURI