Faktual.id
EKONOMI

Armada Pesawat Maskapai Penerbangan Harus Lebih Sering Diinspeksi Kelayakannya

Peristiwa yang dialami Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu yaitu diantara Pulau Lancang dan Pulau Laki menimbulkan duka bagi seleruh bangsa Indonesia. Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air diawal tahun 2021 benar-benar mengingatkan kita semua harus lebih mawas dan peduli terhadap keselamatan penerbangan di Indonesia. Pesawat yang membawa 62 penumpang tersebut jatuh dari ketinggian diatas 11.000 kaki. Diantara moda transportasi yang paling aman ,moda transportasi udaralah yang seharusnya paling aman.

Dilihat dari letak geografis negara Indonesia yang merupakan sebagian besar adalah lautan. Indonesia dengan jumlah pulaunya 17.491 pulau,merupakan wilayah sangat yang memerlukan moda transportasi udara. Karena dengan moda transportasi udara semuanya dapat dijangkau lebih mudah dan lebih cepat. Pemerintah pun terus mengadakan  atau menyediakan bagi pulau-pulau yang berlum memilki lapangan udara atau bandara. Yang merupakan bagian dari percepatan pembangunan bagi daerah yang masih tertingal akan pembangunan.

Dengan adanya usaha percepatan pembangunan daerah tertinggal,sudah barang tentu negara kita memerlukan moda tansportasi udara. Dengan adanya pembangunan lapangan udara atau bandra baru. Untuk itu Pemerintah diharapkan juga dapat menjadi pengawas bagi para maskapai untuk selalu meningkatkan mutu penerbanganya. Baik dari armadanya itu sendiri sampai ke pelayanannya. Bagi armada para maskapai tentunya kelayakan pesawat yang diharapkan oleh para penumpang. Dengan kelayakan aramda pesawat tersebut meminimalkan kejadian yang tidak kita inginkan. Hendaknya pemerintah terus melakukan inspeksi atau sidak mendadak bagi kelayakan akan armada pesawatnya. Baiknya setiap armada pesawat yang akan terbang pihak Pemerintah turut menginspeksi,tanpa kecuali. Tentu dengan semua ketentuan yang harus diterapkan. Kesehatan atau kelayakan terbang bai para crew pesawat juga merupakan hal yang sangat menentukan keselamatan moda transportasi udara.

 

 

 

Penulis : Aris Waruwu – Mahasiswa STISIP Widuri

 

 

 

Related posts

Freelance, Kenapa Tidak?

Tim Kontributor

Fakta Baru Tentang Tragedi Sriwijaya SJ-182

Tim Kontributor

Prancis Buka Suara soal Rencana Prabowo Beli 48 Jet Tempur

Tim Kontributor

Leave a Comment