Apa itu Formula E jadi informasi yang kini banyak dicari tahu masyarakat. Hal ini lantaran adanya kabar bahwa Formula E Jakarta dipastikan batal digelar di Monas dan akan menggunakan venue lain.
“Venue yang jelas bukan di Monas, itu saja clue-nya,” ujar Direktur JakPro, Gunung Kartiko, kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).
Gunung mengatakan saat ini lokasi Formula E di Monas masih terkendala perizinan dari pemerintah pusat. Maka dari itu, JakPro masih mencari lokasi lain yang tetap menunjukkan ciri khas kota Jakarta.
Lalu, apa sebenarnya Formula E itu? Bagaimana sejarahnya? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui selengkapnya.
Apa Itu Formula E: Ini Sejarahnya
Dikutip dari laman website FIA Formula E, nama resmi Formula E adalah ABB FIA Formula E World Championship. Kejuaraan ini merupakan sebuah balap mobil kursi tunggal yang hanya menggunakan tenaga listrik.
Sejarah kejuaraan Formula E ini berawal dari sebuah ide yang dituliskan oleh Jean Todt dan pengusaha asal Spanyol Alejandro Agag. Pada 3 Maret 2011, mereka sedang berada di sebuah restoran di Prancis, lalu mereka menuliskan ide tentang Formula E ini di atas serbet restoran tersebut.
Di sana, mereka mengumpulkan pemikirannya tentang apa yang akan menjadi kejuaraan mobil balap elektrik pertama di dunia. Kini, Jean Todt menjabat sebagai Presiden Federasi Otomotif Internasional, sedangkan Alejandro Agag menjabat sebagai Ketua Formula E.
Apa Itu Formula E: Ini Misinya
Setelah mengetahui sejarah Formula E, kini kita bahas mengenai misi dari Formula E itu sendiri. Misi Formula E adalah untuk melakukan kompetisi atau kejuaraan balapan melalui jalan-jalan di kota-kota paling ikonik di dunia dengan pebalap dan tim terbaik di sekitarnya.
Selain itu, Formula E memiliki tujuan untuk menunjukkan apa kejuaraan balap mobil menggunakan bahan bakar yang berkelanjutan, yakni tenaga listrik, demi masa depan yang lebih baik dan lebih bersih.
Apa Itu Formula E: Awal Mula Pelaksanaannya
Tiga tahun setelah rencana itu
dicetuskan, kompetisi Formula E mulai digelar pada 2014. Kompetisi pertama digelar di lapangan Taman Olimpiade, Beijing, China.
Pada musim pertama digelarnya kompetisi tersebut, Formula E mengantarkan sebuah revolusi ketika mobil Gen1 diresmikan dengan kekuatan 150kW dan kecepatan waktu 0-60mph hanya di bawah 3 detik. Saat itu, format kompetisinya terdiri dari 20 pembalap yang masing-masing terdiri atas tiga tim. Sedangkan dalam perkembangannya, format ini berubah, yakni sekarang menjadi 24 pebalap yang terdiri atas 12 tim.
Setelah mengetahui apa itu Formula E, penjelasan soal deal baru Formula E di Jakarta diulas di halaman berikutnya.
Apa itu Formula E: Deal Baru di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya sudah mengumumkan kesepakatan baru soal Formula E Jakart
a hingga soal anggaran. Paparan itu disampaikan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta dalam dokumen ‘Katanya Vs Faktanya Formula E’ yang dilihat detikcom, Rabu (29/9/2021).
Pemprov DKI memaparkan mengenai Formula E yang disebut hanya untung jika digelar selama 5 tahun berturut-turut dan hanya dua kota yang menggelar kompetisi tersebut. Hal ini dapat menjadi kerugian. Pemprov DKI mengungkapkan kesepakatan terbaru dengan Formula E Operation (FEO) sebagai penyelenggara Formula E.
“Hasil kesepakatan baru antara JakPro dengan FEO, adalah periode pelaksanaan disesuaikan 3 tahun, yaitu 2022, 2023, dan 2024,” tulis Pemprov DKI.
Pemprov DKI juga menyebut kerugian dapat terjadi apabila Formula E hanya satu kali digelar di Jakarta. Salah satu kerugiannya yang dimaksud yakni soal infrastruktur Formula E yang sudah dibangun
nantinya tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Lebih lanjut, Pemprov DKI juga menyinggung soal penggunaan APBD DKI Jakarta untuk Formula E. Penjelasan tersebut dipaparkan untuk menjawab soal commitment fee Formula E yang berjumlah Rp 2,3 triliun dan biaya pelaksanaan Rp 4,4 triliun.
“Faktanya, commitment fee adalah Rp 560 miliar (bukan hanya untuk tahun pertama, tapi untuk semua tahun penyelenggaraan),” tulis Pemprov DKI.
Disarikan oleh P.